(ILMU KOMUNIKASI) KOMUNIKASI DUA ORANG

INTERAKSI SOSIAL

by: Arinah Fransori

Tidak ada dua orang manusia, bagaimanapun akrabnya hubungan mereka, benar-benar hidup terlapas dari aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat. Suatu system dua-orang dilengkapi denga beberapa aturan dan harapan, beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku di antara mereka berdua.

Norma

Norma adalah aturan, implicit, maupun eksplisit mengenai prilaku. Dari aturan-aturan ini kita mengembangkan harapan tertentu tentang bagaimana orang akan bersikap. Ada aturan-aturan untuk memulai dan mengakhiri pembicaraan; ada norma-norma untuk menyelaraskan proses memandang pembicara dan dipandang oleh pembicara; ada etika untuk mengawali dan mengakhiri suatu pertemuan (Goffman, 1972). Frekuensi penetapan norma-norma, berhubungan dengan kekuasaan disruptif yang memiliki oleh seseorang untuk memaksa orang lainnya agar melakukan apapun yang diinginkannya (Murdoch dan Rosen, 1970). Dengan demikian, norma merupakan suatu petunjuk yang membatasi dan mengarahkan perilaku. Thibaut dan Kelley (1985) mengungkapkan hal ini dengan baik ketika mereka menulis bahwa norma-norma efektif “dapat mengurangi risiko interaksi dan menghilangkan kegiatan yang kurang menyenangkan dalam suatu hubungan. Elis (1984) percaya bahwa usaha kita untuk menjalani kehidupan mengikuti norma-norma, yang sebenarnya telah diasumsikan tanpa kita sadari, yang dibakukan tidak sesuai dengan sifat-sifat pribadi kita menyebabkan gangguan psikologis yang besar.

Peranan

Dokter-pasien, anak-orang tua, murid-guru, kekasih-kekasih, teman-teman, suami-istri, pemain-pelatih, pegawai-penyelia, cucu-nenek. Semua ini hanya sedikit contoh semakin banyak perangkat peranan yang mungkin ada hubungan dua-orang. Sebuah peranan yang sederhana merupakan seperangkat norma yang berlaku bagi subkelas tertentu dalam masyarkat.

Peranan yang diharapkan versus peranan yang dimainkan. Dalam banyak situasi, peranan yang diharapkan dan yang dimainkan seseorang amat berbeda. Orang-orang menafsirkan peranan mereka secara berbeda. Misalnya seorang pria memandang peranan ayah sebagai orang yang keras memegang aturan; orang yang lainnya memandang peranan ayah sebagai mitra yang selalu mengabulkan permintan; yang lainnya lagi memandang ayah sebagai orang yang tegas sekaligus guru yang penuh kasih. Tanpa diminta, kita semua memainkan suatu peranan. Bila kita memainkan suatu peranan dengan intensitas tertentu, kita berkomunikasi melalui peranan itu—artinya kita mengambil adegan tertentu. Biasanya peranan yang kita tidak sukai adalah peranan yang menciptakan pertentangan.

Pertentangan antarperan

Seseorang tampaknya mengalami pertentangan antarperan bila memainkan dua (atau lebih) peranan yang memerlukan harapan yang berlawanan dengan prilaku tertentu. Tuntunan setiap peranan diketahui. Kedua tuntutan ini bertentangan dan yang bersangkutan harus memilih salah satu diantaranya.

Pertentangan intraperan

Pertentangan intraperan merupakan jenis masalah yang lainnya; ini memunculkan harapan yang berlawanan berkenaan dengan sebuah peranan tunggal.

Dokter dan Pasien

Hubungan dokter-pasien adalah unik dan secara tradisional diatur dalam sejumlah norma yang berhubungan dengan kekuasaan, status, dan kemampuan. Lebih-lebih lagi, hubungan dokter-pasien seringkali melibatkan penyingkapan-diri pada kedua belah pihak: Diasumsikan bahwa dokter akan terbuka kepada pasiennya mengenai sifat-sifat setiap penyakit, prognosisnya, biayanya, dan sebagainya; dan pasien akan bicara terus terang kepada dokter. Peranan dokter dan pasien tampaknya dalam masa peralihan. Berkurangnya kepercayaan dan kepuasan public tercermin secara dramatic dalm bertambahnya jumlah malpraktik. Hasil pengumpulan pendapat terbaru yang dilaporkan Harris menunjukan bahwa pasien berpindah dokter sebagai respon “berkenaan dengan komunikasi dokter-pasien.”

Penelitian Burgoon dan rekan-rekannya (1987) menguatkan pentingnya komunikasi realasional dalam memperbaiki hubungan antar dokter-pasien dan, pada tingkat yang lebih rendah, dalam menumbuhkan kerelaan pasien. Burgoon melaporkan bahwa pesan dokter yang “menyampaikan keterbukaan minat, kerelaan, kerelaan mendengarkan, keterlibatan, kehangatan, kesamaan, kesederajatan, dan beberapa formalitas” berkaitan dengan kepuasan maksimal pasien, kepuasan kognitif (“kepercayaan bahwa pasien mendapat informasi yang benar dari dokter mengenai penyakit, obat yang diberikan, dan prognosisnya”) kepuasan afektif (merasa percaya, merasa diterima, dan merasa disukai), dan kepuasan pada bagaimana dokter melakukan pemeriksaan.

MENILAI KUALITAS HUBUNNGAN ANTARA DUA ORANG

Hubungan kita berkualitas tinggi hanya melibatkan dua orang, kualitas nerupakan hal pokok dalam hubungan ini.

  1. Hubungan berkualitas tinggi, informasi tentang orang lain yang bersifat psikologis daripada bersifat cultural dan sosiologis.
  2. Karakteristik hubungan berkualitas tinggi adalah bahwa aturan-aturan dalam hubungan ini lebih banyak dikembangkan oleh kedua orang yang terlibat didalamnya daripada diatur oleh tradisi.
  3. Peranan dalam hubungan antarpesona pada pokoknya lebih ditentukan oleh karakter pribadi daripada oleh situasi.
  4. Hubungan berkualitas tinggi lebih menekankan pilihan perseorangan daipada pilihan kelompok.

Konsep kualitas diterapkab pada semua hubungan dua-orang, tidak hanya pada hubungan yang akrab, tetapi juga berpengaruh pada hubungan yang kurang akrab.

Penyingkapan-Diri

Penyingkapan-diri adalah membeberkan informasi tentang diri sendiri. Penyingkapan diri merupakan suatu usaha untuk membiarkan keotentikan memasuki hubungan social kita, dan kini mengetahui bahwa hal ini berkaitan dengan kesehatan mental dan dengan pengembangan konsep-diri.

Jendela Johari

Salah satu model inovatif untuk memahami tingkat-tingkat kesadaran dan penyingkapan diri dalam komunikasi insani adalah Jendela Johari (Johari Widow)(Luft,1969), (“Johari” berasal dari nama depan dua orang psikolog yang mengembangkan konsep ini, Joseph Lufth dan Harry Ingham). Pada pokoknya model ini menawarkan suatu cara meliaht kesalingbergantungan hubungan intrapersona dan hubungan antarpesona. Setiap orang bisa digambarkan dengan Jendela Johari.

  1. Kuadran I, kuadran terbuka, mencerminkan keterbukaan anda pada dunia secara umum, keinginan anda untu diketahui. Kaudran ini mencakup semua aspek diri anda yang adan ketahui dan diketahui oleh orang lain. Kuadran ini adalah dasar bagi kebanyakan komunikasi antara dua orang.
  2. Kuadran 2, kaudran gelap  meliputi semua hal mengenai diri anda yang dirasakan orang lain tetapi tidak anda rasakan.
  3. Kuadran 3, kuadran tersembunyi, andalah yang menentukan kebijaksanaan. Kuadran ini dibangun oleh semua hal yang lebih suka tidak membeberkannya kepada orang lain.
  4. Kuadran 4, kuadran yang tidak diketahui. Kuadran gelap tidak anda ketahui, meskipun diketahui orang lain, tetapi mengetahuinya.

Keempat kuadran jendela Johari ini saling bergantung: satu sama lain perubahan dalam sebuah kuadran akan akan mempengaruhi kuadran lainnya.

Tidak diketahui diri sendiri
Diketahui diri

sendiri

Gambar Jendela Johari

Diketahui orang

lain

Tidak diketahui orang lain
Tidak Diketahui

4

Tersembunyi

3

Gelap

2

Terbuka

1

Keakraban

Kualitas hubungan dua-orang juga dapat diukur oleh derajat keakraban mereka. (McAdams, 1989). Harapan kita mengenai keakraban dalam suatu hubungan tertentu amat penting. Berdasarkan hasil penelitiannya, Gold mengambarkan lima jenis hubungan saudara kandung: akrab, cocok, setia, tidak peduli, dan bermusuhan. Dalam hubungan akrab, ada salingbergantungan emonsional yang kuat antara saudara-saudara kandung kandung yang diekspresikan melalui saling mengasihi, melindungi, memperhatikan, memahami, berempati dan hubungan langgeng.

Afiliasi dan Komitmen

Variabel penting lainnya dalam hubungan kualitas hubungan adalah afiliasi dan komitmen. Afiliatior yang tinggi, mereka lebih suka bersama orang lain daripada sendirian, menikmati dan mencari kebersamaan. Kita menggambarkan orang-orang yang semacam ini sebagai bersahabat, suka berkumpul, dan umumnya peramah. Orang yang kurang afiliatif mungkin lebih suka menyendiri dan kurang berminat pada kebersamaan. Sedangkan mengenai komitmen, menurut temuannya, berkenaan dengan harapan akan berlanjutnya suatu hubungan yang sedang dijalani.

Dominasi, Status dan Kekuasaan

  1. Dominasi

Seperti keingian untuk berafiliasi, keinginan untuk mendominasi dapat di bayangkan seperti pada sebuah kontinum; ujung pertama adalah orang yang mengendalikan orang lain: ujung yang satu lagi adalah orang yang memiliki gaya berkomunikasi yang amat pengalah.

Philips dan Wood dalam risetnya mengenai struktur hubungan mendefinisikan tiga strukutur hubungan:

  1. Struktur komplementer, yang didasarkan pada perbedaan diantara pasangan yang terlibat; yang satu dominant dan yang satunya pengalah.
  2. Struktur simetris, yang didasarakan pada kesamaan, misalnya kedua-duanya dominant atau kedua-duanya pengalah.
  3. Strukur sejajar, yang didasarkan pada beberapa kombinasi interaksi komplementer dan simetris.
  1. Status

Status posisi seseorang dalam kaitannya dengan seseorang atau orang lainnya, paling sedikit, berhubungan dengan masalah penentuan kontrol hubungan dua orang Potter (1978).

  1. Kekuasaan atau pengaruh

Mengidentifikasikan seseorang dalam suatu diad sebagai orang yang lebih dominant tidak selalu menjelaskan siapa yang memegang dan menggunakan kekuasaan (Power). Kekuasaa dan dominasi, seperti kata Wilmot (1967), tidaklah sinonim:

“Salah satu kecendrungan yang amat menarik dalam kajian komunikasi adalah memperhatikan kekuasaan antarpesona dalam sudut relasional. Anda tidak memiliki kekuasaan—ini diberikan kepada anda oleh orang lain dan yang bertransaksi adalah anda”.

PELATIHAN KETEGASAN

Pelatihan ketegasan (assertive training) untuk wanita membedakan antara perilaku agresif, anda berdiri tegak mempertahankan hak anda dengan suatu cara yang melanggar hak pihak lain, dan perilaku tegas, anda berdiri tegak untuk mempertahankan hak anda tanpa melanggar hak pihak lain. Dalam pengertian ini, ketegasan adalah “pengungkapan perasaan, pendapat, dan keyakinan seseorang, secara langsung, jujur dan tepat. (Jaubowski-Spektor, 1973). Kini, lokakarya dan kursus-kursus pelatihan ketegasan telah tersedia, baik berupa lokarya sehari penuh, atau kelompok dan bertemu seminggu sekali atau secara 2 kali pertemuan.

Beberapa Prinsip Ketegasan

  1. “Anda tidak dapat mengubah perilaku orang lain”; anda hanya dapat mengubah reaksi anda atas perilaku tersebut.
  2. “Orang bukan pembaca pikiran” jadi jika memiliki keinginan tertentu, maka katakanlah keinginan tersebut.
  3. “Ingatlah bahwa kebiasaan bukan alas an untuk melakukan sesuatu”
  4. “Anda tidak dapat membuat orang lain bahagia”. Perasaan setiap orang adalah tanggung jawab masing-masing.
  5. “Dalam setiap hubungan anda mengalami penolakan”.
  6. “Jangan menjadi korban.”
  7. “Mengkhwatirkan sesuatu tidak akan mengubahnya’.
  8. “Bersikaplah bahwa anda akan melakukan yang terbaik yang anda bisa”.
  9. “Ingatlah bahwa ketegasan tidak berarti kekerasan.”

10.  “Bila anda memutuskan bersikap tegas, sadari konsekuensinya.”

Beberapa Tehnik Latihan Ketegasan

Aneka ragam tehnik ketegasan, beberapa tehnik merupakan gaya sendiri, teknik-teknik lainya mengikuti teknik-teknik modifikasi prilaku atau terapi prilaku. Tujuannya adalah menghilangkan perilaku pola respon yang tidak tegas mengembangkan serta mempengaruhi perilaku yang lebih tegas, seringkali dengan mengajarkan keahlian komunikasi yang baru, yang melibatkan persuasi dan kontronasi.

Salah satu tehnik ketegasan yang paling terkenal adalah pengulangan perilku (behavioral rehearsal), “sejenis pengalaman permainan peranan yang khusus: disni orang melatih atau mengulangi respons-respons  spesifik yang tegas yang akan menjadi bagian dari perilakunya.

About FRANSORI

Exciting Peoples
This entry was posted in Bahasa dan Sastra. Bookmark the permalink.

Leave a comment